Hati – Hati Untuk Kamu Pemakai Lensa Kontak

Keratitis adalah peradangan pada kornea (membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna mata dan pupil). Penyakit ini pada umumnya menyerang para pemakai lensa kontak yang mengabaikan prosedur perawatan standar. “Pemakaian lensa kontak secara terus-menerus bisa membuat kornea kering dan kekurangan oksigen. Akibatnya, kornea menjadi mudah teriritasi sehingga meningkatkan risiko terjadinya peradangan,” ujar dr. Yunia.

Penyebab: Penyebab umum terjadinya keratitis adalah trauma atau luka yang terjadi tepat di kornea mata. Misalnya, pada saat kita mengucek mata secara berlebihan sehingga menimbulkan luka pada kornea. Kondisi mata yang kering akibat pemakaian lensa kontak secara terus-menerus juga mengakibatkan keratitis. Selain itu, keratitis bisa pula disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.

Gejala : Produksi air mata yang berlebihan dan rasa nyeri yang teramat sangat pada mata. Selain itu, terjadi juga penurunan ketajaman penglihatan. Pada beberapa kasus juga ditemui radang pada kelopak mata yang menyebabkan mata menjadi merah dan bengkak serta sangat sensitif terhadap cahaya yang berlebih. Apabila tidak segera diatasi, peradangan pada kornea ini bisa mengakibatkan kebutaan.


Cara mengatasi :
Obat tetes mata atau salep mata yang bersifat antibiotik, antijamur, atau antivirus biasanya diberikan untuk menyembuhkan keratitis. Obat-obatan yang mengandung steroid tidak boleh digunakan untuk mata yang terkena keratitis, karena bisa memperburuk kondisi kornea. Terapi bedah laser terkadang dilakukan untuk kasus keratitis yang sudah berat, karena pasien membutuhkan transplantasi kornea agar dapat melihat kembali.

Apa Benar Mengintip Berakibat Mata Bintitan ?

Beberapa dari Anda pasti pernah merasakan yang namanya bintitan. Menurut mitos dan kelakar di masyarakat, pembengkakan berisi nanah di tepi kelopak mata ini terjadi lantaran sering mengintip. Tapi, tentu saja ini tidak benar.Secara medis, bintitan disebabkan oleh infeksi salah satu folikel rambut yang merupakan tempat asal bulu mata tumbuh. Penyakit ini hampir selalu terjadi di kelopak mata bawah.

Bintitan biasanya matang dan “meletus” dalam empat atau lima hari. Menggosok dan menarik-narik bulu mata dapat mendorong bintitan, yang mungkin juga terkait dengan peradangan menyeluruh kelopak mata, yang dikenal sebagai blefaritis. Bintitan tidak terlalu menginfeksi, namun bisa menyebar dari mata satu ke mata lain. Bintitan biasanya tidak berbahaya dan bisa ditangani di rumah.

Pisahkan waslap dan handuk anak dari anggota keluarga lain untuk menghindari penyebaran infeksi. Cucilah tangan sebelum dan sesudah menangani bintitan dan laranglah anak menyentuh daerah yang terserang.

Jika ada infeksi kelopak mata atau mata itu sendiri, dokter akan meresepkan salep atau tetes mata antibiotik. Jika bintitan disertai blefaritis, dokter mungkin meresepkan salep untuk menyembuhkannya.

Gadget Alert !

Terganggu istirahat malam karena tetangga dekat rumah nonton film kartun, main DS atau PS3, atau memakai vacuum cleaner yang berisik sampai berjam-jam? Jangan salahkan teknologi. Yang terjadi di sini adalah kekeliruan tentang lama dan pilihan waktu untuk menggunakan gadget.

Sebuah studi terhadap warga New York, AS, menunjukkan, karena sibuk sepanjang hari di luar rumah, mereka menggunakan alat elektronik secara eksesif di malam hari. Menyalakan komputer, televisi, telepon genggam, dan lain-lain di saat jam tidur. Coba jujur, banyak dari kita yang juga begitu, ‘kan?

Masalahnya, sorotan cahaya buatan dari alat elektronik yang biasanya kita terima sejak matahari tenggelam, akan mendorong hormon melatonin (penyebab kita siaga) dan ritme jantung untuk bekerja terus-menerus. “Bila ini terjadi hingga larut malam, kita akan sulit untuk tidur. Itu sebabnya, bila kita menonton televisi di kamar tidur, sesudahnya kita justru jadi sulit tidur,” terang Budi Haryanto, Ph.D., M.Sc., MSPH., ahli kesehatan lingkungan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Bahaya tak langsung juga ada. Yang sedang ramai diperbincangkan, terlalu lama di depan TV membuat kita malas melakukan hal-hal lain. Sebaliknya, kita hanya mau makan, ngemil, minum soda. Akibatnya, berat badan bertambah secara berlebihan, kita jadi rentan obesitas dan diabetes. Menonton TV nonstop terlalu lama juga dapat menyebabkan amblyopia atau ‘mata malas’, khususnya pada anak-anak. Ini adalah gangguan transmisi (pengiriman) gambar yang kita terima secara visual saat menuju otak.

Berlebihan Minum Kopi?Mata Korbannya

Dalam kondisi mengantuk, kopi sangat berguna untuk menjaga agar mata tetap terbuka.
Kafein sebagai kandungan utama kopi bersifat stimulan yang mencandu. Kafein mempengaruhi sistem kardiovaskuler seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Dampak negatif itu muncul bila kamu mengkonsumsinya secara berlebihan.

Bagi kebanyakan orang, minum dua sampai tiga cangkir kopi tidak memberikan dampak negatif. Meminum kopi dengan frekuensi lebih dari itu bisa menimbulkan jantung berdebar-debar, sulit tidur, kepala pusing dan gangguan lainnya.

Minum kopi boleh saja,namun jangan terlalu banyak, sebab kandungan kafein di dalam kopi bisa memicu kerusakan mata yang kalau dibiarkan bisa menyebabkan kebutaan permanen.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science menunjukkan adanya hubungan antara kelebihan kafein dengan kerusakan mata. Penelitian ini diklaim sebagai yang pertama kali dilakukan untuk mengamati hal itu.

Kerusakan yang terjadi akibat terlalu banyak minum kopi berkafein tersebut adalah exfoliation glaucoma, yakni salah satu gangguan yang tercatat sebagai penyebab terbanyak dari kasus glaukoma sekunder di seluruh dunia yang ditandai dengan peningkatan tekanan bola mata.Adanya peningkatan tekanan bola mata bisa menyebabkan kebutaan kalau dibiarkan terus menerus tanpa mendapatkan penanganan. Tekanan tersebut bisa meningkat cukup tinggi, hingga cukup untuk merusak saraf optik yang ada di mata dan sekitarnya.

Penelitian yang melibatkan 12 ribu partisipan ini dilakukan pada populasi Skandinavia. Diyakini, populasi ini mewakili populasi dengan konsumsi kopi berkafein paling besar di dunia dan sekaligus punya jumlah kasus exfoliation glaucoma yang paling besar.

Hasil pengamatan menunjukkan, makin banyak mengonsumsi kopi berkafein maka peningkatan risiko exfoliation glaucoma juga meningkat. Namun efek serupa tidak teramati pada jenis minum lain yang juga mengandung kafein, seperti soda dan teh sehingga diyakini sebagai akibat dari kebanyakan minum kopi.

Selain belum ada kesimpulan pasti, yang juga tidak merinci seberapa banyak konsumsi kopi yang dikatakan terlalu banyak sehingga bisa meningkatkan risiko exfoliation glaucoma. Namun berbagai penelitian menunjukkan, konsumsi kopi lebih dari 5 cangkir/hari lebih banyak memberikan efek negatif daripada positifnya.

Oleh karena itu, bagi kamu yang mengkonsumsi kopi agar tidak mengantuk,cmisalnya karena kekurangan tidur, disarankan agar konsumsinya disebar sepanjang hari dan jangan berlebihan.

http://health.detik.com/read/2012/10/04/145809/2054625/763/berlebihan-minum-kopi-bisa-merusak-mata