Deteksi Gejala Stroke Pada Perempuan

Stroke tidak selalu menyerang laki-laki, karena tak sedikit perempuan yang mengalami hal ini. Untuk itu ketahui apa gejala awal yang muncul jika perempuan terkena serangan stroke.

Hazel K. Goddess Fund for Stroke Research in Women menuturkan secara fisiologi tubuh perempuan berbeda dengan laki-laki dalam banyak hal, karenanya pencegahan dan pengobatan stroke bisa mempengaruhi perempuan secara berbeda.

Namun kebanyakan perempuan tidak menyadari atau peduli terhadap risiko yang berkaitan dengan stroke. National Stroke Association mengungkapkan sekitar 40 persen perempuan yang disurvei menyatakan dirinya hanya tahu sedikit atau tidak tahu sama sekali gejala stroke.

Diketahui banyak gejala umum yang bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan. Meski demikian, perempuan lebih mungkin mengalami tanda-tanda peringatan yang mendadak seperti:

  • Nyeri dada
  • Wajah dan anggota tubuh sakit
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar
  • Kelemahan secara umum
  • Cegukan dan mual

Sementara itu ada pula faktor risiko eksklusif untuk perempuan yaitu menggunakan obat pengendali kelahiran, kehamilan, terapi pengganti hormon serta kadar trigliserida yang tinggi dan lemak perut berlebih.

“Setelah menopause tekanan darah dan kadar kolesterol meningkat jadi lebih cepat sehingga meningkatkan risiko stroke,” ujar Jan Flewelling dari Methodist Neurological Institute, seperti dikutip dari Foxnews.

Perempuan yang memiliki lemak perut ekstra dan trigliserida tinggi 5 kali lebih mungkin untuk menderita stroke. Selain itu jika perempuan mengalami palpitasi maka bisa jadi tanda fibrilasi atrium yang merupakan penyebab utama stroke.

Zachariah P. Zachariah selaku presiden dan direktur Fort Lauderdale Heart Institute menuturkan masyarakat harus belajar memahami FAST karena bisa membantu menentukan apakah seseorang mengalami stroke atau tidak. FAST ini sendiri adalah:

  1. Face, cobalah periksa wajah perempuan tersebut dengan memintanya untuk tersenyum dan lihat apakah ada satu sisi yang lebih rendah dari sisi lain.
  2. Ask, mintalah ia untuk mengangkat kedua tangannya dan periksa apakah ada satu lengan yang posisinya lebih rendah dari yang lain.
  3. Say, mintalah ia mengatakan sesuatu yang sederhana untuk melihat apakah bicaranya melantur atau aneh.
  4. Time, jika melihat tanda-tanda tersebut maka segera ke rumah sakit karena waktu memainkan peran yang penting dalam menentukan keberhasilan penanganan stroke.

Gusi Berhubungan dengan Diabetes?

Diabetes dikenal sebagai salah satu silent disease yaitu penyakit yang tiba-tiba menyerang tanpa gejala dan tanda-tanda yang spesifik. Tingkat gula darah yang tinggi ternyata dapat pula diamati dari kesehatan gusi seseorang, yang mungkin dapat menjadi indikator diabetes.

Penyakit gusi termasuk komplikasi kesehatan yang dapat dialami oleh pengidap diabetes. Bahkan, pengidap diabetes 3 sampai 4 kali lebih mungkin mengembangkan penyakit periodontal atau infeksi bakteri pada ligamen gusi dan tulang yang mendukung gigi.

Penyakit periodontal tersebut dapat meningkatkan risiko kehilangan tulang penyangga gigi. Hal ini terjadi karena umumnya pengidap diabetes lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga tubuh tidak mampu melawan bakteri penyebab penyakit gusi.

Pada gilirannya, penyakit gusi yang serius dapat mempengaruhi kontrol glukosa darah dan berkontribusi terhadap perkembangan diabetes. Sehingga ada hubungan timbal balik antara penyakit gusi dengan diabetes.

Seseorang yang mengidap diabetes atau orang yang berisiko tinggi terhadap diabetes harus mewaspadai tanda-tanda pada gusi berikut ini:

  1. Gusi berwarna kemerahan, bengkak, dan mudah berdarah
  2. Gusi telah surut hingga akar gigi tampak dengan jelas
  3. Munculnya nanah antara gigi dan gusi
  4. Bau mulut atau rasa tidak enak di mulut
  5. Jarak antar gigi terlalu longgar

Jika penyakit gusi bertambah parah, berarti diabetes telah berkembang menjadi semakin parah pula. Segera dapatkan perawatan medis jika Anda menemukan tanda-tanda sebagai berikut:

  1. Kerusakan gigi
  2. Penyakit periodontal
  3. Disfungsi kelenjar ludah
  4. Mulut kering
  5. Infeksi jamur
  6. Infeksi dan penyembuhan tertunda
  7. Sindrom mulut terbakar
  8. Kurang peka terhadap rasa